Monday, November 5, 2012

Ibu Hamil Jauhi Kentang Goreng! Efeknya Mirip Merokok

PARA perempuan hamil sepertinya harus berpikir dua kali ketika ingin makan kentang goreng. Makanan ini rupanya bisa berdampak buruk buat kesehatan calon bayi. Sebuah temuan baru menyebutkan zat arcylamide yang terkandung dalam kentang goreng dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat di bawah normal dan lingkar kepala yang kecil. Dampak yang sama juga ditemui pada kasus ibu merokok. Temuan ini berdasarkan riset yang mengevaluasi sekitar 1.000 wanita hamil dan bayi yang baru lahir (orok) di Denmark, Inggris, Yunani, Norwegia, dan Spanyol. Ditemukan, ibu yang mengonsumsi acrylamide dalam jumlah berlebih menyebabkan berat badan bayinya berkurang sekitar 132 gram atau 4,56 ons dan ukuran kepala bayi hanya sekita 0,33 cm. Zat ini bisa masuk ke janin karena zat kimiawi bisa masuk lewat plasenta. Acrylamide adalah senyawa organik dengan rumus kimia C5H5NO. Senyawa ini dapat terbentuk pada bahan makanan berkarbohidrat tinggi, seperti jagung, kentang, singkong, dan tepung-tepungan yang disajikan dengan digoreng, dipanggang, atau dibakar pada suhu di atas 120 derajat celsius. Sejumlah makanan, seperti keripik kentang, atau produk berbahan kentang lain, seperti kentang goreng, cereal (produk sarapan pagi), produk-produk bakery (roti panggang), dan produk yang dibuat dari jagung atau tepung jagung, diyakini memproduksi acrylamide dalam pengolahannya. Hal ini terjadi karena penyajiannya secara umum memerlukan suhu tinggi dan waktu cukup lama, apalagi bila terjadi perubahan warna menjadi kecoklatan (terlalu matang) atau hangus. "Efek acrylamide yang terdekteksi pada kasus berat badan bayi sebanding dengan efek yang disebabkan merokok," ujar Profesor Manolis Kogevinas dari Centre for Research in Environmental Epidemiology (CREAL), Spanyol. Efek buruk tidak berhenti di situ saja. Penurunan berat badan bayi berelasi dengan beberapa masalah kesehatan yang akan dialami bayi ketika tumbuh dewasa seperti penyakit jantung dan diabetes. "Selain itu, ukuran kepala yang kecil juga berhubungan dengan masalah perkembangan saraf," ujar Dr. Marie Pedersen, peneliti lainnya dari CREAL

No comments:

Post a Comment