Thursday, May 30, 2013

Situsnya ditutup, pendiri Liberty Reserve juga ikut ditangkap

Langkah pemerintah AS untuk menutup tindakan pencucian uang yang diduga dipelihara oleh Liberty Reserve (LR) tidak cukup hanya dengan menutup layanannya saja. Pendiri LR, Arthur Budovsky, juga ditangkap berkaitan dengan hal ini. Seperti yang dilansir oleh Guardian (28/5), penangkapannya dilakukan di Spanyol, tempat di mana Budovsky tinggal. Bersama dengan Budovsky, ditangkap pula seorang warga negara Rusia di Kosta Rika dengan alasan yang sama. Budovsky sendiri adalah seorang warga negara Kosta Rika naturalisasi. Sebelumnya dirinya merupakan warga negara Amerika Serikat. Ketika sudah berganti kewarganegaraan, dirinya kemudian mendirikan Liberty Reserve (LR) sebagai salah satu jasa penyalur uang secara online. Adapun Kosta Rika dipilihnya sebagai basis karena tak memiliki peraturan yang ketat mengenai pengembangan layanan transaksi keuangan secara online. Hal inilah yang dijadikan ajang untuk para pengguna LR dengan melakukan transaksi keuangan ilegal termasuk pencucian uang dari barang-barang haram. Terlebih lagi, ketentuan layanan LR yang tak mengharuskan pengguna menunjukkan identitas resminya juga ikut menyuburkan hal ini. Sehingga, LR pun dianggap ikut mengembangkan aktivitas pencucian uang secara online. Oleh karenanya, layanan ini pun ditutup sepihak oleh pemerintah AS dan dilakukan pengadilan setelahnya. Liberty reserve didakwa fasilitasi pencucian uang Layanan pertukaran mata uang secara online seperti yang disediakan oleh PayPal, Liberty Reserve, dan Payza memang menjadi inovasi baru dalam bertransaksi di masa mendatang. Namun, keberadaannya kini justru dituding sebagai penyebab munculnya aktivitas pencucian uang. Seperti yang dilansir oleh NY Times (29/5), operator perbankan nasional di AS mencium adanya dugaan dari kegiatan ini. Diperkirakan, ada uang sekitar USD 6 miliar atau sekitar Rp 58,2 triliun yang berputar di aktivitas ilegal ini. Yang mencengangkan, uang hasil pencucian ini ternyata juga tak bersumber dari traksaksi halal. Diperkirakan sebagian besar merupakan hasil dari pencurian dan perampokan online serta jual beli konten pornografi. Operator sendiri telah menuding Liberty Reserve (LR) sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas hal ini. Hal ini dikarenakan LR telah melanggar undang-undang perbankan yang berlaku di sana. Oleh karenanya, LR sendiri kemudian diseret ke pengadilan AS untuk ditindak. Perusahaan ini didakwa dengan tuduhan memfasilitasi jaringan kriminal untuk bertransaksi dengan aman dan rahasia. Hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak LR mengenai hal ini. Layanan mereka di AS sendiri sudah ditutup sejak seminggu lalu guna melancarkan penyelidikan dari pihak berwajib.

No comments:

Post a Comment