Tuesday, March 15, 2011

Tsunami Jepang Geser Keseimbangan Bumi


Pekan lalu, gempa berkekuatan 9 SR yang diikuti tsunami dasyat menghantam sebagian wilayah Jepang. Bencana ini menggeser letak pulau yang dekat dengan Amerika Serikat ini dan menggeser poros bumi.

Gempa ini menyebabkan keretakan di kedalaman 15 mil (24 kilometer/km) bawah laut yang membentang sepanjang 186 mil (299 km) dan lebar 93 kilometer seperti dilansir dari Associated Press.

Kepada New York Times, ahli geofisika Ross Stein menyatakan gempa ini mengubah struktur areal yang dekat dengan episentrum gempa. Areal ini mendekati wilayah Amerika Serikat sejauh 13 kaki atau 3,9 meter.

Gempa terbesar kelima di dunia ini disebabkan ketika lempeng tektonik Pasifik di bawah lempeng Amerika Utara yang bergeser sekitar 3,9 m. Gempa ini juga menggeser poros bumi sebesar 6,5 inci, sehingga memperpendek hari sekitar 1,6 mikro detik.

Lebih lanjut gempa ini juga menenggelamkan Jepang sekitar 2 kaki. Seiring tenggelamnya pantai timur Jepang, gelombang tsunami kemudian masuk.

Mengapa gempa memperpendek hari? Massa bumi bergeser ke arah pusat sehingga memacu planet berputar sedikit lebih cepat. Gempa besar 8,8 SR di Chili tahun lalu pun mempersingkat hari dalam hitungan di bawah satuan detik.

Gempa Jepang Perpendek Hitungan Hari
Bumi tidak lagi berputar selama 24 jam atau 86.400 detik.


Gempa dengan kekuatan 9,0 Skala Richter yang melanda Jepang, Jumat lalu mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit jumlahnya. Selain tsunami yang ditimbulkan setelah gempa, bumi juga mengalami efek akibat bencana alam ini.

Ahli geofisika NASA, Richard Gross mengeluarkan data baru mengenai penghitungan waktu di bumi setelah gempa. Menurut dia, bumi tidak lagi berputar selama 24 jam atau 86.400 detik. Setelah gempa terjadi di Sendai, rotasi bumi telah berkurang sebanyak 1,6 mikrodetik.

"Dengan mengubah distribusi massa bumi, gempa di Jepang telah menyebabkan bumi berputar lebih cepat. Hari menjadi lebih pendek 1.8 mikrodetik," kata Gross, seperti dikutip SPACE.com.

Selain waktu yang berkurang, ini juga berarti putaran bumi semakin cepat, bertambah 1.064 kilometer per jam.

Gempa bumi dengan kuatan dasyat bukan kali ini saja telah mengubah waktu di bumi. Gempa 8,8 SR di Chile yang terjadi tahun lalu telah mempercepat rotasi planet dan mempersingkat hari sekitar 1,26 mikrodetik. Kemudian gempa yang terjadi di kawasan Sumatera dengan kekuatan 9,1 SR pada 2004, telah mempersingkat hari sekitar 6,8 mikrodetik.

Gempa yang terjadi di Jepang kali ini merupakan gempa terbesar kelima di dunia yang terjadi sejak 1900. Bencana alam ini melanda lepas pantai sekitar 231 mil (373 kilometer) timur laut Tokyo dan 80 mil (130 km) timur kota Sendai.

Gempa menciptakan tsunami dahsyat yang telah menghancurkan wilayah pesisir timur laut Jepang. Sedikitnya 20 gempa susulan terjadi dengan kekuatan 6,0 atau lebih setelah gempa utama.

Gempa Geser Jepang Dua Meter
Gempa besar geser Jepang dan mengubah poros bumi.


Gempa bumi berkekuatan 8.9 skala Richter yang disusul dengan tsunami membuat pulau utama Jepang bergeser hingga 2,4 meter. Gempa ini juga dilaporkan telah menggeser poros bumi.

"Sampai saat ini, kami mendapati salah satu stasiun GPS kami bergeser (2,4 meter), kami juga melihat peta dari GSI (Geospatial Information Authority) di Jepang, memperlihatkan perubahan pola di lokasi yang luas, sama dengan perubahan massa daratan," ujar Kenneth Hudnut, ahli geofisika dari badan Survey Geologi Amerika Serikat (USGS), dilansir dari laman CNN, Sabtu, 12 Maret 2011.

Sementara itu, laporan dari Institut Vulkanologi dan Geofisika di Italia menunjukkan gempa yang terdashyat di Jepang dalam kurun waktu 140 tahun tersebut juga telah menggeser poros bumi hingga 10 sentimeter.

Gempa bumi besar, disusul dengan tsunami setinggi lebih dari 10 meter, yang terjadi pada Jumat, 11 Maret lalu, menyebabkan sedikitnya 600 orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Sebanyak 50 negara di sekitar Jepang langsung membunyikan alarm waspada tsunami. Lebih dari 140 gempa susulan yang berkekuatan 5 skala Richter lebih terjadi dalam waktu 24 jam.

Menurut Shengzao Chen, ahli geofisika USGS, gempa terjadi saat kerak bumi di sebelah timur Jepang dengan lebar 400 kilometer dan panjang 160 kilometer pecah karena lempeng tektonik bergeser lebih dari 18 meter.

Jepang terletak di sepanjang "cincin api" Pasifik, sebuah wilayah dengan aktivitas vulkanis dan seismik yang tinggi. Wilayah ini terbentang dari Selandia Baru, melalui Jepang, Alaska dan pantai barat Amerika Selatan

Foto Kerusakan Jepang dari Satelit NASA
Satelit badan antariksa Amerika Serikat, NASA, menangkap gambar kebakaran dan banjir terbaru akibat gempa dan tsunami di Jepang. Foto dari satelit pengawas bumi, Terra dan Aqua, melukiskan gambaran suram kerusakan di Jepang.

Dari tampilan satelit, terlihat Jepang bagian utara, khususnya daerah Sendai, terendam banjir dan mengalami kebakaran. Foto itu diambil pada Sabtu 12 Maret 2011, satu hari setelah bencana gempa dan tsunami. Pengambilan foto ini adalah bagian dari MODIS Rapid Response system, yaitu penggunaan satelit untuk mengambil gambar bumi secara "real time" setiap hari.

Sistem tersebut dapat mengambil foto kondisi negara Jepang dua kali dalam satu hari. Foto terbaru diambil satelit Aqua pada pukul 2.46 waktu Jepang. Terlihat kepulan asap hitam di kawasan Sendai. Tim peneliti menggunakan teknologi Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) untuk membuat gambar satelit terlihat seperti foto.
"Awan seringkali menghambat MODIS untuk mengidentifikasi lokasi api di sebuah kota. Untuk tipe asap hitam seperti yang terlihat di foto biasanya muncul akibat minyak atau gas," tulis Holli Riebeek, dari Goddard Space Flight Center dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Livescience.com.

Kebakaran kilang minyak memang terjadi di daerah Sendai setelah gempa. Menurut pejabat NASA, satelit Aqua juga menunjukkan awan sedimen biru dan hijau di sepanjang pantai Jepang, ini kemungkinan menggambarkan lumpur atau sampah akibat gelombang tsunami yang kuat.

Satelit Terra menangkap gambar lebih cepat yaitu pada pukul 10.30 waktu Jepang dan terlihat banjir besar di sepanjang pantai timur laut Jepang. Seperti satelit Aqua, instrumen MODIS pada Terra akan digunakan untuk mencatat kerusakan akibat tsunami. Banjir terlihat berupa bentangan biru tua atau hitam, baik daratan dan garis pantai. Hal ini jika dibandingkan dengan gambar lain yang diambil oleh satelit Terra 26 Februari sebelum gempa bumi terjadi.
"MODIS mendeteksi api di dekat pantai utara Sendai, yang juga dikelilingi oleh banjir," tulis Riebeek.

Menurut U.S. Geological Survey (USGS), gempa yang terjadi di Jepang pada 11 Maret lalu termasuk lima gempa terbesar yang terjadi sejak 1990. Pusat gempa terletak 373 kilometer arah timur laut Tokyo dan 130 km arah timur Sendai, pulau Honshu.


No comments:

Post a Comment